Sunday, December 25, 2016

Sikap Kejujuran

Pengertian Kejujuran

Sikap jujur adalah sebuah sikap yang selalu berupaya menyesuaikan atau mencocokan antara Informasi dengan fenomena atau realitas. Sikap merupakan konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan yang paling banyak didefinisikan. Ada yang menganggap sikap hanyalah sejenis motif sosiogenis yang diperoleh melalui proses belajar (Sherif dan Sheriff, 2011:39). Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf (neural settings) sebelum memberikan respons (Allport, 2010:355).

 Kejujuran adalah dasar setiap usaha menjadi orang kuat secara moral. Tanpa kejujuran kita sebagai manusia tidak dapat maju selangkahpun. Karena kita belum berani menjadi diri kita sendiri. Tidak jujur berarti tidak seka-kata itu berarti bahwa kita belum sanggup untuk mengambil sikap lurus. Orang yang tidak lurus dan tidak mengambil dirinya sendiri sebagai titik tolak, melainkan apa yang di perkirakan diharapkan oleh orang lain. Ia bukan tiang, melainkan bendera yang mengikuti segenap angin.
Tanpa kejujuran keutamaan-keutamaan moral lainnya kehilangan nilai mereka. Bersikap baik terhadap orang lain, tetapi tanpa kejujuran adalah kemunafikan dan sering beracun. Begitu pula sikap-sikap terpuji seperti menolong orang tanpa pamrih menjadi sarana kelicikan dan penipuan apabila tidak berakar dalam kejujuran yang bening. Hal yang sama berlaku bagi sikap tenggang rasa dan mawas diri: tanpa kejujuran dua sikap itu tidak lebih dari sikap berhati-hati dengan tujuan untuk tidak ketahuan maksud yang  sebenarnya.
Bersikap jujur terhadap orang lain, ada dua hal yang penting adalah:
1.      Sikap terbuka
Yang di maksud dengan sikap terbuka adalah segala pertanyaan dari orang lain harus kita jawab dengan selengkapnya atau orang lain yang berhak untuk mengetahui segala perasaan dan pikiran kita. Dan kita juuga berhak atas batin kita masing-masing melainkan yang dimaksud bahwa kita selalu muncul sebagai diri kita sendiri yang sesuai dengan keyakinan kita sendiri. Kita tidak menyembunyikan wajah kita yang sebenarnya. Kita tidak menyesuaikan kepribadian kita dengan harapan orang lain.
Dalam segala sikap dan tindakan kita memang hendaknya tanggap terhadap kebetulan, kepentingan dan hak orang-orang yang selalu berhadapan  dengan kita . kita tidak bersikap egois belaka. Kita seperlunya bersedia untuk mengorbankan suatu kepentingan kita demi orang lain. Tetapi kita melakukannya bukan sekedar untuk menyesuaikan diri, karena takut, malu melainkan sebagai diri kita sendiri karena kita sendiri dengan sikap yang begitu otonom menilai bahwa memang wajar dan tepat kalau kita memberikan pengorbanan itu. Kita tidak lari dan tidak perlu pasang kedok dan kalau perlu kita menolak permintaan orang lain dengan tenang. Terbuka yang berarti orang boleh tahu bahwa siapa kita ini.seperti halnya Santo Fransiskus dari Asisi dia menolong orang kusta bukan semata-mata karena kasihan dan sedih melainkan dia menjawab panggilan Tuhan Yesus dalam dirinya untuk menjalankan misteri Allah dalam dirinya .
2.   Bersikap fair atau wajar
Yang dimaksud dengan bersikap fair atau wajah adalah berhadapan dengan orang lain untuk memperlakukannya menurut  standart-standart yang di harapkannya yang dipergunakan orang lain terhadap dirinya. Ia menghormati hak oarng lain, ia selalu akan memenuhi janji yang diberikan dan juga terhadap orang yang tidak dalam posisi untuk menuntutnya. Ia tidak pernah akan bertindak bertentangan dengan suara hati atau keyakinannya. Keselarasan yang berdasarkan kepalsuan, ketidakadilan dan kebohongan akan disobeknya.
Tetapi kita hanya dapat bersikap jujur terhadap orang lain, apabila kita jujur terhadap diri kita sendiri. Dengan lain kata, kita pertama-tama harus berhenti membohongi diri kita sendiri. Kita harus berani melihat diri  seadanya. Kita harus berhenti main sandiwara,  bukan hanya terhadap orang lain melainkan terhadap kita sendiri. Kita perlu melawan kecondongan untuk berrasionalisasi, menghindari show dan pembawaan berlebihan. Orang jujur tidak perlu mengkompensasikan perasaan minder dengan menjadi otoriter dan menindas orang lain.
Orang yang tidak jujur senantiasa berada pelarian: ia lari dari orang lain yang di takuti sebagai ancaman dan ia lari dari dirinya sendiri karena tidak berani menghadapi kenyataanya yang sebenarnya. Maka kejujuran membutuhkan keberanian. Keberanian untuk berhenti melarikan diri sendiri. Berani untuk melepaskan kedok-kedok yang kita pasang dan untuk menunjukkan diri seada kita. Begitu kita berani untuk berrpisah dari kebohongan, tameng ketakutan kita, kita akan mengalami sesuatu yang amat menggairahkan: kekuatan batin kita bertambah. Meskipun lemah, kita tahu bahwa kita tetap kuat. Merasa malupun kita tidak patah semangat maka amatlah penting agar kita mulai menjadi jujur. 

Aku hebat karena aku jujur
Didalam dunia diera globalisasi sekarang jarang orang jujur,kebanyakan orang kebohongan itu lebih baik,supaya dia tidak ditindas orang,karena dia tidak berani menghadapi kenyataan yang sebenarnya.mengapa saya hebat karena saya jujur?dari pengalaman yang saya alami ketika saya jujur dalam melakukan ujian.Saya merasa kuat dan didalam hati kecil saya mengatakan bahwa saya bisa melakukan dan hasilnya saya mendapatkan nilai yang bagus.Sama halnya Santo fransiskus dari Asisi dia ingin mejadi seorang prajurit tapi Tuhan Allah berkata lain kepadanya 

No comments:

Post a Comment

Pendidikan dan pengajaran agama katolik

DATA GURU DAN PEGAWAI UNIT TK SANTO PAULUS

 DATA GURU DAN PEGAWAI  UNIT TK SANTO PAULUS KEPALA SEKOLAH TK SANTO PAULUS NAMA                : ANGELINA K SINAGA  TTL                    ...