Thursday, November 22, 2018

Makna Dalam Kitab Suci tentang Kitab Kejadian


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
  Kitab Kejadian menggambarkan Tuhan: sempurna, kudus, benar, penuh rahmat, cinta dan kasih sayang. Kita melihat bagaimana manusia dan dunia pada waktu penciptaan adalah indah dan mempunyai hubungan yang dekat dengan Tuhan, tetapi setelah Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, mereka diusir dari taman Firdaus karena dosa yang menyebabkan hubungna manusia dan Tuhan terpisahkan. Tetapi karena kasih Allah begitu besar, Allah memulai proses rekonsiliasi dengan ciptaan-Nya dan memberi mereka harapan penebusan. Meskipun hukum dan pengorbanan yang diberikan tidak akan memenuhi kebutuhan permanen membayar harga atas kesalahan manusia.
Kitab kejadian berisi sekilas rencana Allah bagi keselamatan umat-Nya dan atas permulaan perjalanan sejarah. Tuhan semakin mengungkapkan melalui siapa keselamatan yang akan datang dan dengan kuasa-Nya Tuhan merekonsiliasi hungan yang terputus karena dosa.
Tuhan menyatakan diri-Nya untuk menjadi kudus dengan wahyu dan perintah-Nya kepada umat-Nya.
Allah memilih untuk bertemu langsung dengan umat pilihan-Nya mulai dari Adam, Nuh, Abraham dan tinggal diantara umat-Nya.
Juga ada hukum bahwa perlunya korban untuk penebusan dosa – kematian adalah sebuah hasil yang disebabkan oleh dosa tetapi melalui pemulihan dan penebusan hubungan dengan Allah dapat diperoleh lagi.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa itu Kitab Kejadian?
2.      Siapakah penulis Kitab Kejadian?
3.      Bagaimana Struktur atau susunan Kitab Kejadian?


1.3  Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui apa itu Kitab Kejadian
2.      Mengetahui penulis Kitab Kejadian
3.      Mengetahui bagaimana struktur atau susunan Kitab Kejadian





BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kitab Kejadian
Kitab pertama dari Taurat Musa adalah kitab Kejadian, yang bercerita mengenai zaman awal mula dan kisah asal-usul. Kata pertamanya, dengan demikian juga merupakan kata pertama seluruh Kitab Suci adalah “Pada mulanya”.[1]
Nama dalam Kitab Suci Ibrani adalah Beresip yang merupakan kata pertama, pada mulanya, dalam bahasa Yunani disebut Greek, dalam bahasa latin in principio. Kitab ini merupakan AWAL, principium, awal dari penciptaan, awal dari sejarah keselamatan dan awal dari dialog antara Allah/Elohim dan manusia.[2]
Bagian pertama Kitab ini berisi kisah-kisah mengenai penciptaan dunia dan manusia, dosa manusia pertama, air bah yang menghancurkan keturunan manusia yang berdosa. Selanjutnya keturunan Nuh memenuhi dunia lagi. Sederetan geneologi dalam bagian ini menunjukkan asal-usul berbagai bangsa. Salah satunya adalah silsilah Abraham, nenek moyang orang Yahudi. Kisah lain yaitu mengenai anak Abraham yaitu Ishak dan Yakub. Bagian lain berisi kisah mengenai Yusuf anak Yakub, yang akhirnya dijual sebagai budak, dibawa ke Mesir dan menjadi Perdana Menteri Firaun.[3]
2.2  Penulis
Terbentuknya tulisa-tulisan Perjanjian Lama sungguh melewati proses yang sangat panjang. Harus disadari bahwa sebagian besar tulisan-tulisan Perjanjian Lama bukanlah karya satu orang melainkan banyak orang yang berkembang selama berabad-abad.[4]
Menurut Tradisi Gereja Katolik, Kitab Kejadian tidak ditulis oleh Musa. Ia hanya mengumpulkan dan mengedit peninggalan-peninggalan para pendahulunya. Memang ada teori yang membagi kitab-kitab Musa sebagai tulisan oleh banyak sumber (JEPD:JAHWIST, ELOHIST, PRIESTLY dan DEUTERONOMIST). Namun sesungguhnya ini masih sebatas teori yang mendasari pembagian kitab ini atas cara penulisan teks.[5]
Dalam penulisan renungan kisah awal dan para leluhur, Kejadian menampilkan bukan hanya sumber-sumber dari tradisi yang mereka miliki, melainkan juga menggunakan sumber-sumber lain yang mereka terima dari tetangga bangsa. Kisah para leluhur nuga diolah kembali dengan menampilkan adat kebiasaan yang berlaku pada masa tertentu. Adat seperti perdagangan, pernikahan dan perjalanan panjang, juga terdapat dalam kehidupan tetangga bangsa.[6]

2.3  Susunan atau Struktur Kitab Kejadian

Kejadian menceritakan berbagai peristiwa kehidupan para leluhur dalam iman itu, sebagai pola perjuangan dan hidup beriman bagi pembacanya. Dalam kisah-kisah tersebut ditunjukkan bagaimana Allah menyelenggarakan hidup mereka. Allah terlibat dalam kehidupan Abraham, sehingga Abraham mampu mewariskan nilai-nilai perjuangan iman bagi generasi selanjutnya.[7]

Kisah leluhur itu didahului oleh sebuah pengantar panjang, berupa kisah awal mula alam semesta dan manusia. Dengan cara itu, penulis menciptakan panggung kehidupan manusia bersama Allah, dan bagaimana Allah terlibat dalam kehidupan manusia sepanjang hidup mereka. Kisah awal ini menceritakan berbagai macam renungan tentang awal alam semesta sebagai ciptaan Allah, tentang awal mula manusia diciptakan, tentang awal kegagalan manusia yang membawa petaka bagi seluruh umat, dan kehancuran umat manusia karena bencana dan kedosaan mereka, dan akhirnya rangkaian itu ditutup dengan kisah tentang menara Babel, yang menjadi lambang kecongkakan manusia.

Bila orang mau menikmati Kejadian sebagai renungan iman, kisah-kisah tersebut perlu direnungkan dalam rangkaian sejarah kehidupan, dan bukan dipotong-potong sebagai kisah tersendiri. Seperti sudah disinggung dalam pengantar Pentateukh. Kitab Suci bukanlah kisah sejarah para leluhur, melainkan sebuah rangkaian model-model kehidupan iman. Sikap iman tersebut merupakan jawaban atas pewahyuan diri Allah yang melibatkan diri dalam nasib manusia. Allah itu membentuk suatu bangsa menjadi milik-Nya, dan mengarahkan bangsa itu pada keselamatan seperti yang dijanjikan Allah kepada mereka.

Kejadian lalu merupakan sebuah renungan tentang berbagai macam peristiwa penting dalam kehidupan manusia beriman itu. Kejadian mengandaikan kelompok orang beriman yang mendukung sejarah kehidupan dan menampilkan peristiwa penting dalam kehidupan mereka tersebut. Maka Kejadian seperti apa adanya sekarang hanya bisa dimengerti dalam terang seluruh keyakinan iman akan karya Allah yang besar. Karya Allah itu membangun bangsa yang amat disayang oleh Allah. Pewahyuan itu terlaksana dalam sejarah dan dipahami dalam terang peristiwa-peristiwa hidup yang nyata sekali dalam kehidupan leluhur.

2.3.1        Kitabnya

Kejadian disusun dalam dua bagian besar, yakni renungan akan asal usul dan arah kehidupan manusia menurut rencana Allah (Kej 1-11) dan kisah para leluhur dalam iman (Kej 12-50). Kisah leluhur dalam iman bisa dibagi lagi dalam berbagai kisah leluhur yang lebih rinci, yakni kisah Abraham (Kej 12-25), kisah Ishak dan terutama Yakub (Kej 26-36) dan akhirnya kisah Yusuf (Kej 37-50). Secara skematis sebagai berikut.
a)      Kejadian 1-11 => Renungan Prasejarah
b)      Kejadian 12-50 => Kisah para leluhur
c)      Kejadian 12-25 => Abraham
d)     Kejadian 26-36 => Ishak dan terutama Yakub
e)      Kejadian 37-50 => Yususf, kecuali 38 tentang Yehuda



Struktur kesusasteraan Kejadian jelas dan dibangun di sekitar sebelas unit yang terpisah, masing-masing diawali dengan kata “keturunan” dalam kalimat “Daftar keturunan” atau “kitab tentang keturunan”:[8]
1. PerkenalankepadaKeturunan-keturunan 1:1-2:3
2. SurgadanBumi 2:4-4:26
3. Adam, 5:1-6:8
4. Nuh 6:9-9:29
5. Anak-anakNuh, 10:1-11:9
6. Sem, 11:10-26
7. Terah, 11:27-25:11
8. Ismael 25:12-18
9. Ishak 25:19-35:29
10. Esau, 36:1-37:1
11. Yakub 37:2-50:26.
Garis Besar Secara Singkat :
1. Asal Mula Alam Semesta :Empat Peristiwa Besar (Kejadian 1-11)
A. Penciptaan (Kejadian 1-2)
B. Kejatuhan (Kejadian 3-5)
C. Air bah (Kejadian 6-9)
D. Kekacauan Bahasa-bahasa (Kejadian 10-11)
2. Asal Mula Bangsa Ibrani: Empat Tokoh Besar (Kejadian 12-50)
A. Abraham (Kejadian 12-24)
B. Ishak (Kejadian 25-26)
C. Yakub (Kejadian 27-36)
D. Yusuf (Kejadian 37-50)
Pendekatan susunan seperti itu mengandaikan suatu urutan. Pendekatan lalu menjadi linear, menurut garis lurus secara vertikal. Bisa juga pendekatan lain, mengingat bahwa Kejadian terumus dari berbagai macam tradisi, seperti kita lihat dalam pengantar Pentateukh. Kalau dilihat secara menyeluruh, horizontal, maka kisah-kisah dalam Kejadian sebetulnya merupakan kisah berbagai lingkungan yang merenungkan karya Allah dalam peristiwa kehidupan mereka masing-masing. Kisah kehidupan itu menjadi pola kehidupan iman dalam kehidupan Israel. Dalam pendekatan terakhir ini para leluhur bukan dikisahkan sebagai kisah sejarah, melainkan sebagai kisah sebuah model.[9]

Model yang tertua dikisahkan oleh tradisi Yahwis. Tradisi itu menceritakan manusia sebagai pengelola tanah dan ditempatkan di lingkungan hewan serta ternak. Wawasan ini jelas memberikan lingkup perkembangan bagi seluruh kejadian yang sekarang kita miliki. Para leluhur dalam iman adalah tokoh-tokoh pengelola tanah dan ternak. Namun di sepanjanag perjuangan mereka mengelola tanah dan ternak, mereka juga mendengarkan Sabda Ilahi yang mereka alami dalam kehidupan. Pengalaman ini dikisahkan pada awalnya.

Manusia pertama yang juga pengelola tanah dan ternak ternyata tidak mendengarkan Sabda Allah. Mereka memilih jalan mereka sendiri, dan dengan demikian terasing dari hubungan dengan Allah. Mereka diusir dari taman yang disediakan bagi mereka. Karena memilih jalan sendiri itu, mereka mengalami kekacauan dalam segi-segi kehidupan. Hal ini direnungkan dalam Kejadian 2-4. Manusia mencoba mengusahakan kesatuan diantara mereka dengan pekerjaan yang istimewa, yakni membangun menara (Kejadian 11). Tetapi usaha itu gagal. Bahkan kekacauan itu semakin menjadi-jadi, dan Allah memilih jalan-Nya untuk membaharui kehidupan. Kisah air bah adalah kisah kehancuran, tetapi sekaligus juga kisah awal pembaharuan yang dilaksanakan oleh Allah dengan memilih Nuh sebagai awal baru kehidupan orang yang mengikat janji dengan Allah (Kejadian 6-9). Jalan seperti itu kemudian ditempuh dengan memilih Abraham sebagai cikal bakal kehidupan beriman (Kejadian 12). Abraham dilukiskan sebagai bapa leluhur kaum beriman karena ia menjadi berkat bagi umat manusia. Para leluhur ini kemudian berkelana dari suatu tempat ziarah ke tempat zirah lain. Abraham mencoba menjamin janji keturunan dengan menikahi Hagar, tetapi ternyata membawa kesulitan (Kejadian 16). Ishak lah yang sebenarnya menjadi anak terjanji (Kejadian 18-20). Kisah leluhur Abraham ini ditutup dengan kisah pernikahan Ishak dengan saudaranya yang berasal dari daerah yang sama (Kejadian 24). Liku-liku kehidupan menjadi ajang menjadikan hidup ini berkah bagi kehidupan.

Tradisi di sekitar generasi selanjutnya tidak begitu istimewa. Kisah menegenai Ishak merupakan semacam jembatan yang menghubungkan tradisi Abraham dengan tradisi Yakub. Ishak terutama dilukiskan sebagai anak terjanji, dibedakan dari Ismael yang adalah anak yang lahir dari hukum adat. Kelahiran Ishak dari Sara yang mandul menegaskan janji Allah merupakan misteri besar.

Yakub dikenal sebagai bapa 12 suku yang mamupu mempersatukan suku-suku itu menjadi satu rumpun bangsa. Rumpun bangsa itu ternyata berkembang baik diluar tanah asalnya sendiri. Dan dalam pengalaman hidup yang panjang itu, Yakub harus bergulat dengan keyakinan imannya (Kejadian 32). Yakub juga dikenal sebagai saudara suku Edom yang mendiami Kanaan (Kejadian 34). Kisah Yakub berakhir ketika ia wafat di Mesir. Kisah Yakub diwarnai oleh perjuangan mendapatkan peranan kesulungan, sehingga Yakub tampil sebagai orang terpilih.


Kitab Kejadian kemudian menceritakan kisah Yusuf yang disamping Yehuda mendapat kedudukan dan peranan besar dalam tradisi suku. Yusuf lah yang meneyelamatkan saudara-saudaranya dari bencana besar yakni bencana kelaparan. Yusuf merupakan model kehidupan yang dibimbing Allah lewat berbagai macam liku-liku kehidupan. Kendati disingkirkan oleh saudara-saudaranya, namun dalam bimbingan Allah ia menjadi keselamatan bagi saudara-saudaranya (Kejadian 50:20s).

Dengan kehadiran keturunan Yusuf di Mesir ini maka berakhirlah renungan tradisi Yahwis mengenai leluhur bangsa. Selanjutnya, babak baru kehidupan akan direnungkan dalam kitab Keluaran.

Kitab Kejadian yang sekarang kita miliki ternyata juga memanfaatkan tradisi lain untuk menegaskan alur pemikiran di atas. Tradisi Elohis memperlihatkan bagaiman bimbingan Allah tidak selalu tampak nyata dan jelas seperti dikisahkan oleh tradisi Yahwis. Kehadiran Allah kerap kali dalam bentuk misteri, dan panggilan serta perutusannya juga harus diperjuangkan dengan cara yang kerap kali tidak terang benderang. Kehadiran malaikat mimpi menjadi tanda keterlibatan Allah secara tampak dalam kehidupan Abraham sebagai nabi (Kejadian 20:7) dan dalam pencobaan (Kejadian 22).

Jatuhnya Samaria pada tahun 722 tampaknya membawa warna yang menentukan bagi pemahaman bagi sejarah bangsa. Ketika Samaria jatuh, banyak orang cerdik pandai dari utara yang mengungsi ke selatan. Pertemuan utara dan selatan ini menjadi berkah bagi bangsa. Kekayaan wawasan diolah dan dimanfaatkan untuk melengkapi renungan mereka tentang sejarah bangsa bersama Allah. Tradisi para imam mengolah kembali sejarah bangsa itu dan menambahkan gagasan tentang hubungan perjanjian bangsa dengan Allah. Isyarat hubungan perjanjian itu sudah tampak pada kisah Nuh (Kejadian 9). Tetapi terutama dengan Kejadian 17 yang menceritakan perjanjian Abraham dengan Allah, tradisi itu menyumbangkan wawasan sejarah yang semakin kaya. Tradisi itu juga menempatkan seluruh sejarah bangsa ini dalam hubungan dengaan bangsa-bangsa lain. Dengan demikian sejarah kehidupan Israel dalam iman juga ditampilkan dalam panggung sejarah kehidupan. Kejadian 1-2 menegaskan wawasan ini. Tradisi para imam juga menampilkan berbagai macam silsilah untuk menjembatani masa yang tidak dikenal. Hubungan dengan leluhur tentu dalam kerangka waktu dan tempat. Untuk menjembatani waktu dan tempat itu tradisi para imam menggunakan silsilah para leluhur.

Dengan cara demikian Kejadian menjadi semacam renungan sejarah awal bangsa dan sejarah awal itu juga berlaku bagi semua orang beriman yang hidup dalam hubungan dengan Allah. Hubungan dengan Allah memang unik, istimewa. Model yang ditawarkan oleh Kejadian merupakan bantuan untuk mengenali keunikn dan keistimewaan hubungan manusia dengan Allahnya.

2.3.2        Sumber-Sumber yang Digunakan

Dalam penulisan renungan kisah awal dan paar leluhur itu, Kejadian menampilkan bukan hanya sumber-sumber dari tradisi yang mereka miliki, melainkan juga menggunakan sumber-sumber lain yang mereka kenal dari tetangga bangsa. Kisah-kisah dari Mesir dan dari Mesopotamia ternyata digunakan dalam renungan mereka. Namun demikian mereka tidak hanya mengikuti kisah-kisah itu, melainkan sungguh menggunakan kisah-kisah tersebut guna menegaskan keyakinan iman mereka. Cukup menarik misalnya bahwa matahari dan bulan hanya disebut sebagai “benda penerang”, sedang di lingkungan tetangga bangsa keduanya dianggap sebagai dewata.

Kisah air bah sebetulnya merupakan kisah rakyat dari Babel. Namun kisah itu digubah untuk menegaskan bagaimana Allah berperan dalam kehidupan Nuh.

Kisah-kisah para leluhur juga diolah kembali dengan menampilkan adat kebiasaan yang berlaku pada masa tertentu. Adat seperti perdagangan, pernikahan dan perjalanan panjang, juga terdapat dalam kehidupan tetangga bangsa. Nmaun kisah-kisah leluhur itu jelas menampilkan keprihatinan dasar yang hidup dalam lingkungan Israel. Keyakinan dasar itu ialah bahwa Allah menyertai kehidupan para leluhur dan dengan demikian juga menyertai perjalanan hidup orang beriman beriman sekarang dalam liku-liku sejarah kehidupan mereka.

2.3.3        Tema dan Gambaran

Banyak tema yang kemudian direnungkan kembali berdasarkan renungan Kejadian. Mazmur 8 dan 104 misalnya merenungkan secara puitis tema penciptaan manusia. Kemudian tema seperti itu terus menerus direnungkan, seperti juga tampak dalam Ayub 38s dan Yesaya 40s. Tema-tema dan gambaran dalam Kejadian menjadi isyarat bagi peristiwa iman di kemudian hari.

Adam, misalnya, menjadi renungan istimewa bagi Paulus yang menghubungkan Adam lama dengan Adam baru, yaitu Kristus (Roma 5:15). Air bah menjadi gambaran yang menarik bagi kisah akhir zaman (Matius 25), tetapi juga bagi perayaan babtis (1Petrus 3). Tema perjanjian dan janji Allah tentu saja berulang kali direnungkan dan dihubungkan dengan seluruh sejarah keselamatan (Galatia 3). Tema yang diulang-ulang dalam Kejadian adalah keberadaan Allah yang abadi dan penciptaanNya akan dunia. Penulis tidak berusaha untuk menjelaskan keberadaan Allah; ia hanya menyatakan bahwa Allah itu ada, selalu ada, dan selalu akan ada, berdaulat di atas segalanya.

Kita dapat yakin penuh kepada kebenaran di dalam Kejadian, walau ada sebagian orang yang menyangkalnya. Semua manusia, tanpa mempedulikan budaya, kewarganegaraan atau bahasa, harus  bertanggungjawab kepada Sang Pencipta.

Akan tetapi, karena dosa yang dibawa masuk kepada dunia di saat kejatuhan Adam dan Hawa, kita terpisahkan daripadaNya.Hanyamelaluisatubangsakecil, Israel, rancangan Allah bagi manusia diungkapkan dan disediakan bagi semua orang. Kita bersukacita karena rancangan itu.

Allah menciptakan alam semesta, dunia, dan setiap makhluk hidup. Kita dapat mempercayaiNya untuk menangani segala kekhawatiran dalam kehidupan kita. Allah dapat merubah situasi yang tak berpengharapan, seperti Abraham dan Sarai ketika mereka tidak mempunyai anak, dan melakukanhal yang luar biasa ketika kita percaya dan menaatiNya.
Peristiwa yang tidak baik dan adil dapat menerpa kita, seperti yang terjadi pada Yusuf, tetapi Allah akan selalu menyediakan hal yang jauh lebih baik jika kita beriman padaNya dan rancanganNya yang berdaulat.
Ciri-ciri :
  1. Kejadian adalah kitab pertama yang ditulis (mungkin kecuali Ayub), dan mencatat permulaan sejarah manusia, dosa, bangsa Ibrani, dan penebusan.
  2. Sejarah dalam Kejadian meliputi jangka waktu yang lebih lama dari seluruh sisa Alkitab, dimulai dengan pasangan manusia pertama, berkembang hingga sejarah dunia pra-air bah, dan kemudian menyempit lagi pada sejarah bangsa Ibrani sebagai arus penebusan yang dirunut sepanjang sisa PL.
  3. Kejadian menyatakan bahwa alam semesta dan hidup di bumi ini adalah jelas karya Allah dan bukan suatu proses lepas dari alam. Lima puluh kali dalam pasal 1-2 (Kej 1:1-2:25) Allah menjadi subyek dari kata kerja yang menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selaku Pencipta.
  4. Kejadian mengisahkan berbagai peristiwa perdana – pernikahan pertama, keluarga pertama, kelahiran pertama, dosa pertama, pembunuhan pertama, tokoh poligami pertama, alat-alat musik pertama, janji penebusan pertama, dan sebagainya.
  5. Perjanjian Allah dengan Abraham, yang dimulai dengan panggilannya (Kej 12:1-3), diresmikan dalam pasal 15 (Kej 15:1-21) dan disahkan dalam pasal 17 (Kej 17:1-27), merupakan inti dari seluruh Alkitab.
  6. Hanya Kejadian menerangkan asal mula kedua belas suku Israel.
  7. Kejadian menyatakan bagaimana keturunan Abraham akhirnya tinggal di Mesir (selama 430 tahun) dan demikian menyiapkan untuk keluaran, peristiwa penebusan yang utama dalam PL

Disamping kisah-kisah bapa bangsa, mungkin berguna memperhatikan juga peranan perempuan dalam sejarah keselamatan. Tokoh-tokoh seperti hawa (Kejadian 3), Sara (Kejadian 18), Ribka (Kejadian 27), Rahel (Kejadian 30) merupakan sosok perempuan yang berperan dalam sejarah keselamatan.

Membaca Kejadian berarti membaca kekayaan pengalaman hidup yang demikian luas. Tema dan gambaran yang disajikan membuka dimensi dan perspektif pengalaman iman yang amat berharga bagi kehidupan iman kristen juga.

Kejadian diawali dengan kisah penciptaan alam semesta dan  manusia pertama, Adam dan Hawa. Kemudian kitab ini dilanjutkan dengan kisah jatuhnya manusia ke dalam dosa dan bagaimana manusia mendapat hukuman atas dosa-dosa dan pelanggarannya, hingga diakhiri dengan pemenuhan janji Allah bagi bangsa terpilih. Berikut akan dijelaskan secara rinci bagian-bagian kisah kitab Kejadian;
ü  Penciptaan, Dosa dan Air Bah
Merupakan kisah utama dalam bagian pertama kitab Kejadian.Kitab Suci tidak berisi uraian ilmiah mengenai asal-usul dunia dan umat manusia.Yang diceritakan adalah kisah asal-usul seperti yang terdapat dalam berbagai bangsa juga mengenai masa lampau sebelum segala sesuatu ada.Kisah-kisah semacam itu, yang sering kali disebut mite bukanlah sejarah dalam arti modern, melainkan mitologis mengenai asal-usul dunia dan umat mnanusia yang lazim di wilayah Timur Tengah.Kemudian Kisah-kisah itu disesuaikan dengan iman bangsa Israel kepada Yahwe yang satu, yang telah menyatakan diri-Nya kepada umatnya.Yang ingin disampaikan lewat kisa-kisah seperti itu adalah keyakinan mengenai kehidupan dan kematian, mengenai tujuan manusia dan pandangan-pandangan seperti itu.[10]
Kisah-kisah itu ditempatan pada awal kitab suci untuk menunjukkan bahwa itu adalah awal sejarah penyelamatan, yang pelaksanaannya akan dikisahkan pada bagian selanjutnya. Kisah asal-usul manusia yang diceritakan dalam kitab Kejadian harus ditempatkan dalam seluruh sejarah umat Allah dan campur tangan Allah dalam sejarah itu yang meliputi kasih llahi, dosa, hukuman dan janji akan pembebasan.[11]
Pada waktu itu, tidak ada penjelasan lain mengenai asal-usul dunia dan umat manusia, sehingga tidak ada kemungkinan untuk mempersoalkan kisah yang sekarang terdapat dalam kitab Kejadian itu. Ketika ilmu pengetahuan mulai berkembang, orang cenderung untuk menolaknya dan mengatakan bahwa kisah itu tidak benar atau sebaliknya menyatakan bahwa kisah itu benar, apapun yang dikatakan oleh ilmu pengetahuan.Kedua sikap itu rasanya tidak tepat.
Gereja mengajarkan bahwa kisah-kisah ini diceritakan dalam kitab suci untuk menyatakan kepada kita bahwa Allah menciptakan langit dan bumi, bahwa Ia menciptakan manusia menurut gambar dan kesamaan dengan diri-Nya. Manusia ditempatkan dalam hubungan yang dekat dengan diri-Nya, tetapi kemudia berdosa dan menjauhkan diri dari-Nya.Meskipun demikian, Allah memberi jaji penyelamatan kepada manusia (Kej 3:15) dimengerti sebagai nubuat pertama mengenai kedatangan Kristus, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya, keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya”. Demikian juga kisah air bah mengungkapkan keyakinan iman orang mengenai akibat dosa, keadilan, serta belas kasihan Allah terhadap orang berdosa.
Kisah penciptaan dalam Kejadian bukanlah rumusan ilmu pengetahuan yang sudah ketinggalan zaman. Kisah jatuhnya manusia dalam kejadian bukan kisah yang harus diterima atau ditolak sebagai kisah mengenai peristiwa yang pada suatu hari terjadi di taman Firdaus. Namun kita tidak dapat memandangnya sekedar laporan peristiwa mengenai bencana yang pada suatu ketika menyapu seluruh makhluk hidup, kecuali mereka yang dapat menyelamatkan diri dengan masuk ke dalam bahtera Nuh.Kisah-kisah tersebut menyatakan kebenaran yan terdalam mengenai dunia dan diri kita.Dunia, termasuk manusia adalah ciptaan Allah.Namun manusia sesat dan berdosa. Akhirnya, mungkin cara yang paling tepat untuk mebaca kisah-kisah seperti itu adalah menggali kekayaan perlambangannya. Perlambangan itu seperti, bumi, tanah liat, air, sungai kehidupan, pohon kehidupan, laki-laki dan perempuan.
ü  Panggilan Abraham
Kisah tentang Abraham, Isak dan Yakub yang merupakan bagian-bagian terpenting kitab Kejadian, mungkin pada mulanya adalah kisah yang diwariskan secara lisan dan turun temurun sebelum akhirnya dibukukan seperti sekarang. Menurut Kej 12, Allah memanggil Abraham dan memintanya meninggalkan tanah air dan sanak keluarganya di Haran, Mesopotamia ke suatu negeri yang akan di tunjukkan oleh Allah kepadanya. Kepada Abraham, Allah menjanjikan keturunan yang besar, tanah dan Abraham akan menjadi berkat. Abraham menanggapi panggilan Allah dengan keyakinan bahwa Allah akan menepati janji-Nya jika ia taat dan percaya kepada kehendak Allah.
Allah memberi janji kepada Abraham.Janji ini di ulangi-Nya beberapa kali, baik kepada Abraham maupun kepada Isa dan Yakub.Janji ini diteguhkan dengan perjanjian yang diprakarsai dari Allah sendiri.Janji ini tidak pernah ditarik kembali dan merupakan unsur yang paling dasar dalam agama yang di wahyukan oleh Allah.Janji ini diberikan atas dasar belas kasih Allah tanpa mengharapkan jasa Abraham.Yang dituntut dari pihak Abraham adalah Iman.Abraham tidak mempunyai hak apapun dari dirinya untuk menerima janji itu.kecuali itu,  janji  tidak diberikan berkaitan dengan hal-hal yang harus dilakukan Abraham di masa depan, meskipun diharapkan Abraham hidup sesuai dengan keadaanya sebagai orang yang mempunyai hubungan istimewa dengan Allah. Yang menjadi tanda janji ini adalah sunat (Kej 17).[12]
Dalam perjanjiannya dengan Allah, Abraham dihadapkan pada kesulitan yang rupanya tidak dapat diatasi.Sara, isterinya mandul dan mereka sudah tua. Bagaimana mungkin mereka akan mempunyai anak? Iman Abraham harus bertahan dalam keadaan yang sulit dan dampaknya mustahil dipertahankan.Ternyata Sara melahirkan Isak, anak terjanji.Namun sekali lagi, Abraham dihadapkan pada cobaan yang beart.Allah meminta untuk mengorbankan Isak (Kej 22).Tanpa melawan sedikit pun, Abraham bersedia untuk mengorbankan anaknya yang menjadi tumpuan harapannya dalam rangka pemenuhan janji Allah.Dan Allah menghentikan usaha Abraham yang siap mengorbankan Isak.Ini menggambarkan seorang Abraham yang setia dan taat kepada Allah.Maka Allah berkenan pada iman dan ketaatan Abraham.
Ini menjadi dasar dalam hubungan manusia dengan Allah.Kita hanya dapat menerima kasih Allah, tidak mungkin menututnya.Ia memberi kasih kepada semua orang yang bersedia menerimanya.

ü  Ishak dan Yakub
Kej 23 menceritakan kematian Sara dan pembelian lading Makhpela, dekat Hebron oleh Abraham untuk penguburannya. Ternyata kepemilikan gua lading ini merupakan langkah awal terpenuhinya janji Allh bahwa Abraham dan keturunanya akan mempunyai tanah air sendiri. Kej 24 menceritakan perkawinan Isahk dengan Ribja dan Kej 25 mengenai kematian dan penguburan Abraham.
Pencerita senang menceritakan kelicikan serta kecerdikan Yakub, Namun kitab Kejadian juga menampilkan Yakub bukan hanya sebagai pewaris dan yang menenruskan jani Allah kepada Abraham serta Ishak, tetapi sebagi orang yang secara pribadi berjumpa dnegan Allah.Dalm Kej 28 diceritakan mimpi Yakub yang melihat tangga yang naik dari bumi ke surga dan Allah sendiri yang mengulangi janji-Nya mengenai tanah dan keturunan.
ü  Yusuf dan Saudar-saudaranya
Yakub yang disebut Israel (ornag yang telah melihat Allah), adalah ayah dari dua belas anak yang kemudian menjadi bapa bangsa, yang dari mereka diturunkan dua belas suku Israel.Pada bagian akhir kitab ini, diceritakan mengenai Yusuf dan mengisahkan Israel dan anak-anaknya yang akhirnya tinggal di Mesir.
Kej 37 menceritakan Yusuf dan saudara-saudaranya yang tega menjual adiknya, Yusuf kepada pedagang hingga ia dibawa ke Mesir. Ini menjadi awal Yusuf diangkat menjadi penguasa di Mesir. Dalam kisah Yusuf dan saudara-saudarnya tersirat berbagai pemikiran: kehilangan dan penemuan kembali, kejahatan dan pengampunan, pengasingan serta rekonsiliasi. Hal ini tersirat daari kisah saudara-saudara Yusuf yang datang ke Mesir karena masa kelaparan. Yusuf yang meskipun melewati lika-liku perjalanan yang sulit, ia tetap mengenali dan mengundang bapanya, Yakub beserta saudara-saudaranya. [13]
Pada bagian bab terakhir kitab ini, Yakub memberikan berkat kepada anak-anaknya dan anak-anak Yusuf, yaitu Manasye dan Efraim. Yakub meninggal dan anak-anak Israel berada di Mesir, yang bukan seharusnya tempat bagi mereka.
ü  Janji dipenuhi
Dari berbagai kisah dalam kitab ini, ada dua hal yang mencolok.Pertama yaitu bagaiman perjalanan keluarga tokoh-tokoh dengan keturunan-keturunannya. Kedua yaitu bagaimana Allah menjanjikan kesejahteraan bagi umat manusia melalui Abraham, “…olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat(Kej 12:3)”.
Kitab Kejadian dan seluruh kitab suci mendapatkan dinamikanya yang selalu mendorong ke depan dan selalu lebih jauh lagi. Mata para pembaca selalu diarahkan ke depan. Janji Allah kepada Abraham menjadi buktinya.Setiap kali janji Allah terpenuhi, janji tersebut menjadi landasan pemenuhan janji berikutnya.Janji tidak berhenti pada Ishak atau tujuh puluh keturunan Yakub yang pergi ke Mesir.Perwujudan-perwujudan janji itu akhirnya memenuhi janji agung yang menjanjikan bahwa keturunan Abraham sebanyak debu tanah atau bintang di langit (Kej 13:16; 15:5).

2.3.4    Sebuah Ringkasan tentang Ajaran dalam Kitab Kejadian
ü  Israel percaya bahwa JHWH/Elohim terlibat dalam sejarah dan panggilan bangsa Israel sejak awal, mulai dari penciptaan; satu-satunya yang menciptakan segala-galanya tanpa kebutuhan dan rintangan apapun adalah Allah Israel.
ü  Keadaan manusia laki-laki danperempuan sejak awal dalam rahmat dan dalam persahabatn dengan Allah, kemudian jatuh dalam dosa secara bebas sehingga mendatangkan hukuman; kehilangan rahmat, penyakit secara rohani, kehilangan keharmonisan dalam keluarga dan kematian, kebencian, pembunuhan dan kekacauan dalam masyarakat.
ü  Janji kemenangan dari Allah, yaitu keselamatan bertahap: Nuh, Abraham, nenek moyang Isarel.
ü  kitab Kejadian benar-benar menjadi pembukaan sejarah bagi Israel yang berlatar belakang panggilan Israel.




BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Kitab kejadian bukanlah cerita dongeng, melainkan sejarah yang benar-benar terjadi yang menyampaikan kebenaran teologis tentang peristiwa jaman dahulu yaitu:
a.       Allah sebagai pencipta, yaitu dikatakan bahwa semua ciptaan Allah itu baik adanya.
b.      Masalah dosa, yaitu masalah timbul ketika manusia jatuh dalam dosa.
c.       Penghakiman Allah atas dosa manusia, yaitu dosa menimbulkan penghakiman Allah atas manusia
d.      Anugerah Allah yang tidak berkesudahan, yaitu walaupun demikian, Allah sangat mengasihi manusia sehingga memberi anugerah-Nya dalam rancangan keselamatan manusia.
Dalam kitab kejadian juga menceritakan sejarah Bapa Abraham sebagai nenek moyang orang Israel. Bapa Abraham sebagai:
a.       Pemilihan dan janji-janji Allah, yaitu pemanggilan Abraham oleh Allah adalah awal dari pemenuhan janji-janji Allah kepada bangsa Israel. Janji itu semakin diperteguh generasi lewat generasi berikutnya.
b.      Iman dan kebenaran, yaitu ketaatan dan kepercayaan Abaraham kepada Allah menunjukkan hubungan yang erat antara iman dan kebenaran. Kebenaran Abraham adalah kepercayaannya (imannya) kepada janji Allah.
c.       Perjanjian, yaitu perjanjian yang diadakan Allah kepada Abraham adalah salah satu gagasan utama dalam Alkitab. Perjanjian itu adalah pemenuhan komitmen pada perbuatan tertentu yang tidak terjadi secara alamiah.
3.2 Saran
Kitab Kejadian adalah dasar pengetahuan tentang penciptaan manusia, titik awal dari segala doktrin yang ada di Alkitab, yaitu doktrin tentang manusia, Tuhan, setan dan penebusan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dalam membaca Alkitab sampai dengan kitab wahyu.












DAFTAR PUSTAKA

[1] I Suharyo, Pr. Membaca Kitab Suci Mengenal Tulisan-tulisan Perjanjian Lama(Yogyakarta:Kanisius, 2006), hlm.28.
[2] Salvatore M. Sabato. Pentatheuk(Delitua:STP St. Bonaventura, 2007), hlm.12.
[3] I Suharyo, Pr,Loc.Cit.
[4] Yohanes Sukendar dan Yosef Masantoron. Pengantar Kitab Suci Perjanjian Lama(Jakarta:Bimas Kemenag RI, 2011)hlm.2.8.
[5] www.katolisitas.org/tentang kitab pl dan kitab kejadian. Pukul 13:20 WIB.
[7] Yohanes Sukendar dan Yosef Masantoron ,Loc.cit.
[9] Yohanes Sukendar dan Yosef Masantoron ,Loc.cit.

[10] Suharyo, Op. Cit., hlm. 29
[11] Yohanes Sukendar dan Yosep Masan Toron.Op. Cit, hlm. 3.17
[12] Suharyo, Op. Cit.,hlm.32
[13] Ibid.,hlm .34

Pendidikan dan pengajaran agama katolik

Hanya Debulah Aku Di Alas Kakimu Tuhan Cover Tiga Juhar