Thursday, November 22, 2018

Gereja Sebagai Umat Allah




            Gereja umat Allah bukan semata mata  nerupakan hal fisik melainkankan rohani. Gereja adalah umat Allah, berarti terpilih dari Allah. Sebutan umat Allah menekankan pada dua hal penting, yaitu: 1) Gereja bukanlah pertama-tama organisasi manusiawi, melainkan perwujudan karya Allah yang konkret. Tekanan ada pada pilihan dan kasih Allah 2) Gereja bukan hanya kaum awam atau hierarki saja, melainkan keseluruhannya sebagai Umat Allah.
            Gereja umat Allah berkembang dan semakin meluas karena pemberitaan injil oleh para murid dan orang-orang ang selalu mengamini, yang mendapat pengalaman Paskah, percaya dan Bertobat, dan terus dijiwai dan dibimbing oleh Roh Kudus. Pengalaman inilah yang akhirnya menciptakan persekutuan yang terus-menerus dibangun tanpa henti hingga di pelosok-pelosok negeri. Pemberitaan Injil tentang Yesus yang bangkit dan mulai sebagai satu-satunya penyelamat dunia. Tanpa pemberitahuan Injil, orang tidak dapat percaya dengan tepat, tidak dapat secara sadar dan manusiawi bertobat kepada Allah yang menyelamatkan melalui Yesus Kristus, tidak secara sadar dan manusiawi menyambut kesalahan menurut kebenaran. Maka, Gereja pada pokoknya tidak lain adalah persekutuan semua orang yang dari dalam hatinya tersentuh oleh Allah (bdk.kis 2: 37; 16:14) menanggapi pemberitaan Injil denganpercaya dengan Tobat. Maka, gereja ada bukan karena kehendak manusiawi, melainkan karena rencana Allah. Umat Allah adalah persekutuan orang yang “dipanggil” Allah.
            Ciri Gereja sebagai Umat Allah terlihat dalam paggilan dan inisiatif allah, persekutuan  hubungan mesra Antara manusia dan Allah, serta karya  keselamatan dan penziarahannya. Gereja sebagai umat Allah menunjukkan pada umat Allah yang telah berlangsung sejak lama dan menjadi sempurna oleh karena Kristus, menuju kesatuan paripurna sebagai umat yang baru.
            Dasar dan konsekuensinya yang terus dikembangkan sebagai Gereja Umat Allah. Hidup menjemaat pada dasarnya merupakan hakikat Gereja itu sendiri, sebab hakikat Gereja adalah persaudaraan, cinta kasih, seperti dicerminkan dalam hidup jemaat perdana. Dalam hidup menjemaat ada banyak kharisma dan rupa-rupa karunia yang dapat dilihat, diterima, dan dingunakan untuk kekayaan bagi seluruh anggota Gereja. Begitu pula dalam hidup menjemaat, semua orang mempuyai martabat an tanggungjawab sama an secara aktif terlibat sesuai fungsinya masing-masing. Sebagai umat Allah, tidak lagi dibedakan Antara mereka yang tertahbis dan non-tertahbis, biarawan dan non-biarawan, dan Umat, melainkan semua orang yang telah dipilih Tuhan menjadi umatnya. Kesatuan  tidak lagi didasarkan pada stuktural-organisatoris, tetapi pada Roh Allah sendiri yang telah menjadikan umatnya sebagai bangsa atau umat pilihan. Artinya, baik hierarki maupun awam memiliki hakikat yang sama, yaitu sebagai umat Allah dengan fungsi atau peranan yng berbeda. Dengan kata lain, yang membedakan hierarki dan awam adalah fungsinya dan bukan hakikatnya (lihat LG, 4, 7, 9).  

No comments:

Post a Comment

Pendidikan dan pengajaran agama katolik

Hanya Debulah Aku Di Alas Kakimu Tuhan Cover Tiga Juhar