BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kitab Kejadian menggambarkan Tuhan: sempurna, kudus, benar,
penuh rahmat, cinta dan kasih sayang. Kita melihat bagaimana manusia dan dunia
pada waktu penciptaan adalah indah dan mempunyai hubungan yang dekat dengan
Tuhan, tetapi setelah Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, mereka diusir dari
taman Firdaus karena dosa yang menyebabkan hubungna manusia dan Tuhan
terpisahkan. Tetapi karena kasih Allah begitu besar, Allah memulai proses
rekonsiliasi dengan ciptaan-Nya dan memberi mereka harapan penebusan. Meskipun
hukum dan pengorbanan yang diberikan tidak akan memenuhi kebutuhan permanen
membayar harga atas kesalahan manusia.
Kitab
kejadian berisi sekilas rencana Allah bagi keselamatan umat-Nya dan atas
permulaan perjalanan sejarah. Tuhan semakin mengungkapkan melalui siapa
keselamatan yang akan datang dan dengan kuasa-Nya Tuhan merekonsiliasi hungan
yang terputus karena dosa.
Tuhan
menyatakan diri-Nya untuk menjadi kudus dengan wahyu dan perintah-Nya kepada
umat-Nya.
Allah
memilih untuk bertemu langsung dengan umat pilihan-Nya mulai dari Adam, Nuh,
Abraham dan tinggal diantara umat-Nya.
Juga
ada hukum bahwa perlunya korban untuk penebusan dosa – kematian adalah sebuah
hasil yang disebabkan oleh dosa tetapi melalui pemulihan dan penebusan hubungan
dengan Allah dapat diperoleh lagi.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa
itu Kitab Kejadian?
2.
Siapakah
penulis Kitab Kejadian?
3.
Bagaimana
Struktur atau susunan Kitab Kejadian?
1.3
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui
apa itu Kitab Kejadian
2.
Mengetahui
penulis Kitab Kejadian
3.
Mengetahui
bagaimana struktur atau susunan Kitab Kejadian
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
Kitab Kejadian
Kitab
pertama dari Taurat Musa adalah kitab Kejadian, yang bercerita mengenai zaman
awal mula dan kisah asal-usul. Kata pertamanya, dengan demikian juga merupakan
kata pertama seluruh Kitab Suci adalah “Pada
mulanya”.[1]
Nama
dalam Kitab Suci Ibrani adalah Beresip
yang merupakan kata pertama, pada mulanya, dalam bahasa Yunani disebut Greek, dalam bahasa latin in principio. Kitab ini merupakan AWAL,
principium, awal dari penciptaan, awal dari sejarah keselamatan dan awal dari
dialog antara Allah/Elohim dan manusia.[2]
Bagian
pertama Kitab ini berisi kisah-kisah mengenai penciptaan dunia dan manusia,
dosa manusia pertama, air bah yang menghancurkan keturunan manusia yang
berdosa. Selanjutnya keturunan Nuh memenuhi dunia lagi. Sederetan geneologi
dalam bagian ini menunjukkan asal-usul berbagai bangsa. Salah satunya adalah
silsilah Abraham, nenek moyang orang Yahudi. Kisah lain yaitu mengenai anak
Abraham yaitu Ishak dan Yakub. Bagian lain berisi kisah mengenai Yusuf anak
Yakub, yang akhirnya dijual sebagai budak, dibawa ke Mesir dan menjadi Perdana
Menteri Firaun.[3]
2.2
Penulis
Terbentuknya
tulisa-tulisan Perjanjian Lama sungguh melewati proses yang sangat panjang.
Harus disadari bahwa sebagian besar tulisan-tulisan Perjanjian Lama bukanlah
karya satu orang melainkan banyak orang yang berkembang selama berabad-abad.[4]
Menurut
Tradisi Gereja Katolik, Kitab Kejadian tidak ditulis oleh Musa. Ia hanya
mengumpulkan dan mengedit peninggalan-peninggalan para pendahulunya. Memang ada
teori yang membagi kitab-kitab Musa sebagai tulisan oleh banyak sumber
(JEPD:JAHWIST, ELOHIST, PRIESTLY dan DEUTERONOMIST). Namun sesungguhnya ini
masih sebatas teori yang mendasari pembagian kitab ini atas cara penulisan
teks.[5]
Dalam penulisan renungan kisah awal dan
para leluhur, Kejadian menampilkan bukan hanya sumber-sumber dari tradisi yang
mereka miliki, melainkan juga menggunakan sumber-sumber lain yang mereka terima
dari tetangga bangsa. Kisah para leluhur nuga diolah kembali dengan menampilkan
adat kebiasaan yang berlaku pada masa tertentu. Adat seperti perdagangan,
pernikahan dan perjalanan panjang, juga terdapat dalam kehidupan tetangga
bangsa.[6]
2.3
Susunan
atau Struktur Kitab Kejadian
Kejadian menceritakan berbagai peristiwa
kehidupan para leluhur dalam iman itu, sebagai pola perjuangan dan hidup
beriman bagi pembacanya. Dalam kisah-kisah tersebut ditunjukkan bagaimana Allah
menyelenggarakan hidup mereka. Allah terlibat dalam kehidupan Abraham, sehingga
Abraham mampu mewariskan nilai-nilai perjuangan iman bagi generasi selanjutnya.[7]
Kisah leluhur itu didahului oleh sebuah
pengantar panjang, berupa kisah awal mula alam semesta dan manusia. Dengan cara
itu, penulis menciptakan panggung kehidupan manusia bersama Allah, dan
bagaimana Allah terlibat dalam kehidupan manusia sepanjang hidup mereka. Kisah
awal ini menceritakan berbagai macam renungan tentang awal alam semesta sebagai
ciptaan Allah, tentang awal mula manusia diciptakan, tentang awal kegagalan
manusia yang membawa petaka bagi seluruh umat, dan kehancuran umat manusia
karena bencana dan kedosaan mereka, dan akhirnya rangkaian itu ditutup dengan
kisah tentang menara Babel, yang menjadi lambang kecongkakan manusia.
Bila orang mau menikmati Kejadian
sebagai renungan iman, kisah-kisah tersebut perlu direnungkan dalam rangkaian
sejarah kehidupan, dan bukan dipotong-potong sebagai kisah tersendiri. Seperti
sudah disinggung dalam pengantar Pentateukh. Kitab Suci bukanlah kisah sejarah
para leluhur, melainkan sebuah rangkaian model-model kehidupan iman. Sikap iman
tersebut merupakan jawaban atas pewahyuan diri Allah yang melibatkan diri dalam
nasib manusia. Allah itu membentuk suatu bangsa menjadi milik-Nya, dan
mengarahkan bangsa itu pada keselamatan seperti yang dijanjikan Allah kepada
mereka.
Kejadian lalu merupakan sebuah renungan
tentang berbagai macam peristiwa penting dalam kehidupan manusia beriman itu.
Kejadian mengandaikan kelompok orang beriman yang mendukung sejarah kehidupan
dan menampilkan peristiwa penting dalam kehidupan mereka tersebut. Maka
Kejadian seperti apa adanya sekarang hanya bisa dimengerti dalam terang seluruh
keyakinan iman akan karya Allah yang besar. Karya Allah itu membangun bangsa
yang amat disayang oleh Allah. Pewahyuan itu terlaksana dalam sejarah dan
dipahami dalam terang peristiwa-peristiwa hidup yang nyata sekali dalam
kehidupan leluhur.
2.3.1
Kitabnya
Kejadian disusun dalam dua bagian besar,
yakni renungan akan asal usul dan arah kehidupan manusia menurut rencana Allah
(Kej 1-11) dan kisah para leluhur dalam iman (Kej 12-50). Kisah leluhur dalam
iman bisa dibagi lagi dalam berbagai kisah leluhur yang lebih rinci, yakni
kisah Abraham (Kej 12-25), kisah Ishak dan terutama Yakub (Kej 26-36) dan
akhirnya kisah Yusuf (Kej 37-50). Secara skematis sebagai berikut.
a)
Kejadian
1-11 => Renungan Prasejarah
b)
Kejadian
12-50 => Kisah para leluhur
c)
Kejadian
12-25 => Abraham
d)
Kejadian
26-36 => Ishak dan terutama Yakub
e)
Kejadian
37-50 => Yususf, kecuali 38 tentang Yehuda
Struktur kesusasteraan Kejadian jelas dan dibangun di
sekitar sebelas unit yang terpisah, masing-masing diawali dengan kata
“keturunan” dalam kalimat “Daftar keturunan” atau “kitab tentang keturunan”:[8]
1. PerkenalankepadaKeturunan-keturunan 1:1-2:3
2. SurgadanBumi 2:4-4:26
3. Adam, 5:1-6:8
4. Nuh 6:9-9:29
5. Anak-anakNuh, 10:1-11:9
6. Sem, 11:10-26
7. Terah, 11:27-25:11
8. Ismael 25:12-18
9. Ishak 25:19-35:29
10. Esau, 36:1-37:1
11. Yakub 37:2-50:26.
Garis Besar Secara Singkat :
1.
Asal Mula Alam Semesta :Empat Peristiwa Besar (Kejadian 1-11)
A. Penciptaan (Kejadian 1-2)
B. Kejatuhan (Kejadian 3-5)
C. Air bah (Kejadian 6-9)
D. Kekacauan Bahasa-bahasa (Kejadian 10-11)
2.
Asal Mula Bangsa Ibrani: Empat Tokoh Besar (Kejadian 12-50)
A. Abraham (Kejadian 12-24)
B. Ishak (Kejadian 25-26)
C. Yakub (Kejadian 27-36)
D. Yusuf (Kejadian 37-50)
Pendekatan susunan seperti itu
mengandaikan suatu urutan. Pendekatan lalu menjadi linear, menurut garis lurus
secara vertikal. Bisa juga pendekatan lain, mengingat bahwa Kejadian terumus
dari berbagai macam tradisi, seperti kita lihat dalam pengantar Pentateukh.
Kalau dilihat secara menyeluruh, horizontal, maka kisah-kisah dalam Kejadian
sebetulnya merupakan kisah berbagai lingkungan yang merenungkan karya Allah
dalam peristiwa kehidupan mereka masing-masing. Kisah kehidupan itu menjadi
pola kehidupan iman dalam kehidupan Israel. Dalam pendekatan terakhir ini para
leluhur bukan dikisahkan sebagai kisah sejarah, melainkan sebagai kisah sebuah
model.[9]
Model yang tertua dikisahkan oleh
tradisi Yahwis. Tradisi itu menceritakan manusia sebagai pengelola tanah dan
ditempatkan di lingkungan hewan serta ternak. Wawasan ini jelas memberikan
lingkup perkembangan bagi seluruh kejadian yang sekarang kita miliki. Para
leluhur dalam iman adalah tokoh-tokoh pengelola tanah dan ternak. Namun di
sepanjanag perjuangan mereka mengelola tanah dan ternak, mereka juga
mendengarkan Sabda Ilahi yang mereka alami dalam kehidupan. Pengalaman ini
dikisahkan pada awalnya.
Manusia pertama yang juga pengelola
tanah dan ternak ternyata tidak mendengarkan Sabda Allah. Mereka memilih jalan
mereka sendiri, dan dengan demikian terasing dari hubungan dengan Allah. Mereka
diusir dari taman yang disediakan bagi mereka. Karena memilih jalan sendiri
itu, mereka mengalami kekacauan dalam segi-segi kehidupan. Hal ini direnungkan
dalam Kejadian 2-4. Manusia mencoba mengusahakan kesatuan diantara mereka
dengan pekerjaan yang istimewa, yakni membangun menara (Kejadian 11). Tetapi
usaha itu gagal. Bahkan kekacauan itu semakin menjadi-jadi, dan Allah memilih
jalan-Nya untuk membaharui kehidupan. Kisah air bah adalah kisah kehancuran,
tetapi sekaligus juga kisah awal pembaharuan yang dilaksanakan oleh Allah
dengan memilih Nuh sebagai awal baru kehidupan orang yang mengikat janji dengan
Allah (Kejadian 6-9). Jalan seperti itu kemudian ditempuh dengan memilih
Abraham sebagai cikal bakal kehidupan beriman (Kejadian 12). Abraham dilukiskan
sebagai bapa leluhur kaum beriman karena ia menjadi berkat bagi umat manusia.
Para leluhur ini kemudian berkelana dari suatu tempat ziarah ke tempat zirah
lain. Abraham mencoba menjamin janji keturunan dengan menikahi Hagar, tetapi
ternyata membawa kesulitan (Kejadian 16). Ishak lah yang sebenarnya menjadi
anak terjanji (Kejadian 18-20). Kisah leluhur Abraham ini ditutup dengan kisah
pernikahan Ishak dengan saudaranya yang berasal dari daerah yang sama (Kejadian
24). Liku-liku kehidupan menjadi ajang menjadikan hidup ini berkah bagi
kehidupan.
Tradisi di sekitar generasi selanjutnya
tidak begitu istimewa. Kisah menegenai Ishak merupakan semacam jembatan yang
menghubungkan tradisi Abraham dengan tradisi Yakub. Ishak terutama dilukiskan
sebagai anak terjanji, dibedakan dari Ismael yang adalah anak yang lahir dari
hukum adat. Kelahiran Ishak dari Sara yang mandul menegaskan janji Allah
merupakan misteri besar.
Yakub dikenal sebagai bapa 12 suku yang
mamupu mempersatukan suku-suku itu menjadi satu rumpun bangsa. Rumpun bangsa
itu ternyata berkembang baik diluar tanah asalnya sendiri. Dan dalam pengalaman
hidup yang panjang itu, Yakub harus bergulat dengan keyakinan imannya (Kejadian
32). Yakub juga dikenal sebagai saudara suku Edom yang mendiami Kanaan
(Kejadian 34). Kisah Yakub berakhir ketika ia wafat di Mesir. Kisah Yakub
diwarnai oleh perjuangan mendapatkan peranan kesulungan, sehingga Yakub tampil
sebagai orang terpilih.
Kitab Kejadian kemudian menceritakan
kisah Yusuf yang disamping Yehuda mendapat kedudukan dan peranan besar dalam
tradisi suku. Yusuf lah yang meneyelamatkan saudara-saudaranya dari bencana
besar yakni bencana kelaparan. Yusuf merupakan model kehidupan yang dibimbing Allah
lewat berbagai macam liku-liku kehidupan. Kendati disingkirkan oleh
saudara-saudaranya, namun dalam bimbingan Allah ia menjadi keselamatan bagi
saudara-saudaranya (Kejadian 50:20s).
Dengan kehadiran keturunan Yusuf di
Mesir ini maka berakhirlah renungan tradisi Yahwis mengenai leluhur bangsa.
Selanjutnya, babak baru kehidupan akan direnungkan dalam kitab Keluaran.
Kitab Kejadian yang sekarang kita miliki
ternyata juga memanfaatkan tradisi lain untuk menegaskan alur pemikiran di
atas. Tradisi Elohis memperlihatkan bagaiman bimbingan Allah tidak selalu
tampak nyata dan jelas seperti dikisahkan oleh tradisi Yahwis. Kehadiran Allah
kerap kali dalam bentuk misteri, dan panggilan serta perutusannya juga harus
diperjuangkan dengan cara yang kerap kali tidak terang benderang. Kehadiran
malaikat mimpi menjadi tanda keterlibatan Allah secara tampak dalam kehidupan
Abraham sebagai nabi (Kejadian 20:7) dan dalam pencobaan (Kejadian 22).
Jatuhnya Samaria pada tahun 722
tampaknya membawa warna yang menentukan bagi pemahaman bagi sejarah bangsa.
Ketika Samaria jatuh, banyak orang cerdik pandai dari utara yang mengungsi ke
selatan. Pertemuan utara dan selatan ini menjadi berkah bagi bangsa. Kekayaan
wawasan diolah dan dimanfaatkan untuk melengkapi renungan mereka tentang
sejarah bangsa bersama Allah. Tradisi para imam mengolah kembali sejarah bangsa
itu dan menambahkan gagasan tentang hubungan perjanjian bangsa dengan Allah.
Isyarat hubungan perjanjian itu sudah tampak pada kisah Nuh (Kejadian 9).
Tetapi terutama dengan Kejadian 17 yang menceritakan perjanjian Abraham dengan
Allah, tradisi itu menyumbangkan wawasan sejarah yang semakin kaya. Tradisi itu
juga menempatkan seluruh sejarah bangsa ini dalam hubungan dengaan
bangsa-bangsa lain. Dengan demikian sejarah kehidupan Israel dalam iman juga
ditampilkan dalam panggung sejarah kehidupan. Kejadian 1-2 menegaskan wawasan
ini. Tradisi para imam juga menampilkan berbagai macam silsilah untuk
menjembatani masa yang tidak dikenal. Hubungan dengan leluhur tentu dalam kerangka
waktu dan tempat. Untuk menjembatani waktu dan tempat itu tradisi para imam
menggunakan silsilah para leluhur.
Dengan cara demikian Kejadian menjadi
semacam renungan sejarah awal bangsa dan sejarah awal itu juga berlaku bagi
semua orang beriman yang hidup dalam hubungan dengan Allah. Hubungan dengan
Allah memang unik, istimewa. Model yang ditawarkan oleh Kejadian merupakan
bantuan untuk mengenali keunikn dan keistimewaan hubungan manusia dengan
Allahnya.
2.3.2
Sumber-Sumber
yang Digunakan
Dalam penulisan renungan kisah awal dan
paar leluhur itu, Kejadian menampilkan bukan hanya sumber-sumber dari tradisi
yang mereka miliki, melainkan juga menggunakan sumber-sumber lain yang mereka
kenal dari tetangga bangsa. Kisah-kisah dari Mesir dan dari Mesopotamia
ternyata digunakan dalam renungan mereka. Namun demikian mereka tidak hanya
mengikuti kisah-kisah itu, melainkan sungguh menggunakan kisah-kisah tersebut
guna menegaskan keyakinan iman mereka. Cukup menarik misalnya bahwa matahari
dan bulan hanya disebut sebagai “benda penerang”, sedang di lingkungan tetangga
bangsa keduanya dianggap sebagai dewata.
Kisah air bah sebetulnya merupakan kisah
rakyat dari Babel. Namun kisah itu digubah untuk menegaskan bagaimana Allah
berperan dalam kehidupan Nuh.
Kisah-kisah para leluhur juga diolah
kembali dengan menampilkan adat kebiasaan yang berlaku pada masa tertentu. Adat
seperti perdagangan, pernikahan dan perjalanan panjang, juga terdapat dalam
kehidupan tetangga bangsa. Nmaun kisah-kisah leluhur itu jelas menampilkan
keprihatinan dasar yang hidup dalam lingkungan Israel. Keyakinan dasar itu
ialah bahwa Allah menyertai kehidupan para leluhur dan dengan demikian juga
menyertai perjalanan hidup orang beriman beriman sekarang dalam liku-liku
sejarah kehidupan mereka.
2.3.3
Tema
dan Gambaran
Banyak tema yang kemudian direnungkan
kembali berdasarkan renungan Kejadian. Mazmur 8 dan 104 misalnya merenungkan
secara puitis tema penciptaan manusia. Kemudian tema seperti itu terus menerus
direnungkan, seperti juga tampak dalam Ayub 38s dan Yesaya 40s. Tema-tema dan
gambaran dalam Kejadian menjadi isyarat bagi peristiwa iman di kemudian hari.
Adam, misalnya, menjadi renungan
istimewa bagi Paulus yang menghubungkan Adam lama dengan Adam baru, yaitu
Kristus (Roma 5:15). Air bah menjadi gambaran yang menarik bagi kisah akhir
zaman (Matius 25), tetapi juga bagi perayaan babtis (1Petrus 3). Tema
perjanjian dan janji Allah tentu saja berulang kali direnungkan dan dihubungkan
dengan seluruh sejarah keselamatan (Galatia 3). Tema yang diulang-ulang dalam Kejadian
adalah keberadaan Allah yang abadi dan penciptaanNya akan dunia. Penulis tidak berusaha
untuk menjelaskan keberadaan Allah; ia hanya menyatakan bahwa Allah itu ada,
selalu ada, dan selalu akan ada, berdaulat di atas segalanya.
Kita dapat yakin penuh kepada kebenaran
di dalam Kejadian, walau ada sebagian orang yang menyangkalnya. Semua manusia,
tanpa mempedulikan budaya, kewarganegaraan atau bahasa, harus bertanggungjawab kepada Sang Pencipta.
Akan tetapi, karena dosa yang dibawa masuk
kepada dunia di saat kejatuhan Adam dan Hawa, kita terpisahkan daripadaNya.Hanyamelaluisatubangsakecil,
Israel, rancangan Allah bagi manusia diungkapkan dan disediakan bagi semua
orang. Kita bersukacita karena rancangan itu.
Allah menciptakan alam semesta, dunia,
dan setiap makhluk hidup. Kita dapat mempercayaiNya untuk menangani segala kekhawatiran
dalam kehidupan kita. Allah dapat merubah situasi yang tak berpengharapan,
seperti Abraham dan Sarai ketika mereka tidak mempunyai anak, dan melakukanhal
yang luar biasa ketika kita percaya dan menaatiNya.
Peristiwa yang tidak baik dan adil dapat menerpa kita, seperti yang terjadi pada Yusuf, tetapi Allah akan selalu menyediakan hal yang jauh lebih baik jika kita beriman padaNya dan rancanganNya yang berdaulat.
Peristiwa yang tidak baik dan adil dapat menerpa kita, seperti yang terjadi pada Yusuf, tetapi Allah akan selalu menyediakan hal yang jauh lebih baik jika kita beriman padaNya dan rancanganNya yang berdaulat.
Ciri-ciri :
- Kejadian adalah kitab pertama yang ditulis (mungkin kecuali Ayub), dan mencatat permulaan sejarah manusia, dosa, bangsa Ibrani, dan penebusan.
- Sejarah dalam Kejadian meliputi jangka waktu yang lebih lama dari seluruh sisa Alkitab, dimulai dengan pasangan manusia pertama, berkembang hingga sejarah dunia pra-air bah, dan kemudian menyempit lagi pada sejarah bangsa Ibrani sebagai arus penebusan yang dirunut sepanjang sisa PL.
- Kejadian menyatakan bahwa alam semesta dan hidup di bumi ini adalah jelas karya Allah dan bukan suatu proses lepas dari alam. Lima puluh kali dalam pasal 1-2 (Kej 1:1-2:25) Allah menjadi subyek dari kata kerja yang menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selaku Pencipta.
- Kejadian mengisahkan berbagai peristiwa perdana – pernikahan pertama, keluarga pertama, kelahiran pertama, dosa pertama, pembunuhan pertama, tokoh poligami pertama, alat-alat musik pertama, janji penebusan pertama, dan sebagainya.
- Perjanjian Allah dengan Abraham, yang dimulai dengan panggilannya (Kej 12:1-3), diresmikan dalam pasal 15 (Kej 15:1-21) dan disahkan dalam pasal 17 (Kej 17:1-27), merupakan inti dari seluruh Alkitab.
- Hanya Kejadian menerangkan asal mula kedua belas suku Israel.
- Kejadian menyatakan bagaimana keturunan Abraham akhirnya tinggal di Mesir (selama 430 tahun) dan demikian menyiapkan untuk keluaran, peristiwa penebusan yang utama dalam PL
Disamping kisah-kisah bapa bangsa,
mungkin berguna memperhatikan juga peranan perempuan dalam sejarah keselamatan.
Tokoh-tokoh seperti hawa (Kejadian 3), Sara (Kejadian 18), Ribka (Kejadian 27),
Rahel (Kejadian 30) merupakan sosok perempuan yang berperan dalam sejarah
keselamatan.
Membaca Kejadian
berarti membaca kekayaan pengalaman hidup yang demikian luas. Tema dan gambaran
yang disajikan membuka dimensi dan perspektif pengalaman iman yang amat
berharga bagi kehidupan iman kristen juga.
Kejadian diawali dengan
kisah penciptaan alam semesta dan
manusia pertama, Adam dan Hawa. Kemudian kitab ini dilanjutkan dengan
kisah jatuhnya manusia ke dalam dosa dan bagaimana manusia mendapat hukuman
atas dosa-dosa dan pelanggarannya, hingga diakhiri dengan pemenuhan janji Allah
bagi bangsa terpilih. Berikut akan dijelaskan secara rinci bagian-bagian kisah
kitab Kejadian;
ü Penciptaan, Dosa dan Air Bah
Merupakan
kisah utama dalam bagian pertama kitab Kejadian.Kitab Suci tidak berisi uraian
ilmiah mengenai asal-usul dunia dan umat manusia.Yang diceritakan adalah kisah
asal-usul seperti yang terdapat dalam berbagai bangsa juga mengenai masa lampau
sebelum segala sesuatu ada.Kisah-kisah semacam itu, yang sering kali disebut
mite bukanlah sejarah dalam arti modern, melainkan mitologis mengenai asal-usul
dunia dan umat mnanusia yang lazim di wilayah Timur Tengah.Kemudian Kisah-kisah
itu disesuaikan dengan iman bangsa Israel kepada Yahwe yang satu, yang telah
menyatakan diri-Nya kepada umatnya.Yang ingin disampaikan lewat kisa-kisah
seperti itu adalah keyakinan mengenai kehidupan dan kematian, mengenai tujuan
manusia dan pandangan-pandangan seperti itu.[10]
Kisah-kisah
itu ditempatan pada awal kitab suci untuk menunjukkan bahwa itu adalah awal
sejarah penyelamatan, yang pelaksanaannya akan dikisahkan pada bagian
selanjutnya. Kisah asal-usul manusia yang diceritakan dalam kitab Kejadian
harus ditempatkan dalam seluruh sejarah umat Allah dan campur tangan Allah
dalam sejarah itu yang meliputi kasih llahi, dosa, hukuman dan janji akan
pembebasan.[11]
Pada
waktu itu, tidak ada penjelasan lain mengenai asal-usul dunia dan umat manusia,
sehingga tidak ada kemungkinan untuk mempersoalkan kisah yang sekarang terdapat
dalam kitab Kejadian itu. Ketika ilmu pengetahuan mulai berkembang, orang
cenderung untuk menolaknya dan mengatakan bahwa kisah itu tidak benar atau
sebaliknya menyatakan bahwa kisah itu benar, apapun yang dikatakan oleh ilmu
pengetahuan.Kedua sikap itu rasanya tidak tepat.
Gereja
mengajarkan bahwa kisah-kisah ini diceritakan dalam kitab suci untuk menyatakan
kepada kita bahwa Allah menciptakan langit dan bumi, bahwa Ia menciptakan
manusia menurut gambar dan kesamaan dengan diri-Nya. Manusia ditempatkan dalam
hubungan yang dekat dengan diri-Nya, tetapi kemudia berdosa dan menjauhkan diri
dari-Nya.Meskipun demikian, Allah memberi jaji penyelamatan kepada manusia (Kej
3:15) dimengerti sebagai nubuat pertama mengenai kedatangan Kristus, “Aku akan
mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan
keturunannya, keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan
tumitnya”. Demikian juga kisah air bah mengungkapkan keyakinan iman orang
mengenai akibat dosa, keadilan, serta belas kasihan Allah terhadap orang
berdosa.
Kisah
penciptaan dalam Kejadian bukanlah rumusan ilmu pengetahuan yang sudah
ketinggalan zaman. Kisah jatuhnya manusia dalam kejadian bukan kisah yang harus
diterima atau ditolak sebagai kisah mengenai peristiwa yang pada suatu hari
terjadi di taman Firdaus. Namun kita tidak dapat memandangnya sekedar laporan
peristiwa mengenai bencana yang pada suatu ketika menyapu seluruh makhluk
hidup, kecuali mereka yang dapat menyelamatkan diri dengan masuk ke dalam
bahtera Nuh.Kisah-kisah tersebut menyatakan kebenaran yan terdalam mengenai
dunia dan diri kita.Dunia, termasuk manusia adalah ciptaan Allah.Namun manusia
sesat dan berdosa. Akhirnya, mungkin cara yang paling tepat untuk mebaca
kisah-kisah seperti itu adalah menggali kekayaan perlambangannya. Perlambangan
itu seperti, bumi, tanah liat, air, sungai kehidupan, pohon kehidupan,
laki-laki dan perempuan.
ü Panggilan Abraham
Kisah
tentang Abraham, Isak dan Yakub yang merupakan bagian-bagian terpenting kitab
Kejadian, mungkin pada mulanya adalah kisah yang diwariskan secara lisan dan
turun temurun sebelum akhirnya dibukukan seperti sekarang. Menurut Kej 12, Allah
memanggil Abraham dan memintanya meninggalkan tanah air dan sanak keluarganya
di Haran, Mesopotamia ke suatu negeri yang akan di tunjukkan oleh Allah
kepadanya. Kepada Abraham, Allah menjanjikan keturunan yang besar, tanah dan
Abraham akan menjadi berkat. Abraham menanggapi panggilan Allah dengan
keyakinan bahwa Allah akan menepati janji-Nya jika ia taat dan percaya kepada
kehendak Allah.
Allah
memberi janji kepada Abraham.Janji ini di ulangi-Nya beberapa kali, baik kepada
Abraham maupun kepada Isa dan Yakub.Janji ini diteguhkan dengan perjanjian yang
diprakarsai dari Allah sendiri.Janji ini tidak pernah ditarik kembali dan
merupakan unsur yang paling dasar dalam agama yang di wahyukan oleh Allah.Janji
ini diberikan atas dasar belas kasih Allah tanpa mengharapkan jasa Abraham.Yang
dituntut dari pihak Abraham adalah Iman.Abraham tidak mempunyai hak apapun dari
dirinya untuk menerima janji itu.kecuali itu,
janji tidak diberikan berkaitan
dengan hal-hal yang harus dilakukan Abraham di masa depan, meskipun diharapkan
Abraham hidup sesuai dengan keadaanya sebagai orang yang mempunyai hubungan
istimewa dengan Allah. Yang menjadi tanda janji ini adalah sunat (Kej 17).[12]
Dalam
perjanjiannya dengan Allah, Abraham dihadapkan pada kesulitan yang rupanya
tidak dapat diatasi.Sara, isterinya mandul dan mereka sudah tua. Bagaimana
mungkin mereka akan mempunyai anak? Iman Abraham harus bertahan dalam keadaan
yang sulit dan dampaknya mustahil dipertahankan.Ternyata Sara melahirkan Isak,
anak terjanji.Namun sekali lagi, Abraham dihadapkan pada cobaan yang
beart.Allah meminta untuk mengorbankan Isak (Kej 22).Tanpa melawan sedikit pun,
Abraham bersedia untuk mengorbankan anaknya yang menjadi tumpuan harapannya
dalam rangka pemenuhan janji Allah.Dan Allah menghentikan usaha Abraham yang
siap mengorbankan Isak.Ini menggambarkan seorang Abraham yang setia dan taat
kepada Allah.Maka Allah berkenan pada iman dan ketaatan Abraham.
Ini
menjadi dasar dalam hubungan manusia dengan Allah.Kita hanya dapat menerima
kasih Allah, tidak mungkin menututnya.Ia memberi kasih kepada semua orang yang
bersedia menerimanya.
ü Ishak dan Yakub
Kej 23
menceritakan kematian Sara dan pembelian lading Makhpela, dekat Hebron oleh
Abraham untuk penguburannya. Ternyata kepemilikan gua lading ini merupakan
langkah awal terpenuhinya janji Allh bahwa Abraham dan keturunanya akan
mempunyai tanah air sendiri. Kej 24 menceritakan perkawinan Isahk dengan Ribja
dan Kej 25 mengenai kematian dan penguburan Abraham.
Pencerita
senang menceritakan kelicikan serta kecerdikan Yakub, Namun kitab Kejadian juga
menampilkan Yakub bukan hanya sebagai pewaris dan yang menenruskan jani Allah
kepada Abraham serta Ishak, tetapi sebagi orang yang secara pribadi berjumpa
dnegan Allah.Dalm Kej 28 diceritakan mimpi Yakub yang melihat tangga yang naik
dari bumi ke surga dan Allah sendiri yang mengulangi janji-Nya mengenai tanah
dan keturunan.
ü Yusuf dan Saudar-saudaranya
Yakub
yang disebut Israel (ornag yang telah melihat Allah), adalah ayah dari dua
belas anak yang kemudian menjadi bapa bangsa, yang dari mereka diturunkan dua
belas suku Israel.Pada bagian akhir kitab ini, diceritakan mengenai Yusuf dan
mengisahkan Israel dan anak-anaknya yang akhirnya tinggal di Mesir.
Kej 37
menceritakan Yusuf dan saudara-saudaranya yang tega menjual adiknya, Yusuf
kepada pedagang hingga ia dibawa ke Mesir. Ini menjadi awal Yusuf diangkat
menjadi penguasa di Mesir. Dalam kisah Yusuf dan saudara-saudarnya tersirat
berbagai pemikiran: kehilangan dan penemuan kembali, kejahatan dan pengampunan,
pengasingan serta rekonsiliasi. Hal ini tersirat daari kisah saudara-saudara
Yusuf yang datang ke Mesir karena masa kelaparan. Yusuf yang meskipun melewati
lika-liku perjalanan yang sulit, ia tetap mengenali dan mengundang bapanya,
Yakub beserta saudara-saudaranya. [13]
Pada
bagian bab terakhir kitab ini, Yakub memberikan berkat kepada anak-anaknya dan
anak-anak Yusuf, yaitu Manasye dan Efraim. Yakub meninggal dan anak-anak Israel
berada di Mesir, yang bukan seharusnya tempat bagi mereka.
ü Janji dipenuhi
Dari
berbagai kisah dalam kitab ini, ada dua hal yang mencolok.Pertama yaitu
bagaiman perjalanan keluarga tokoh-tokoh dengan keturunan-keturunannya. Kedua
yaitu bagaimana Allah menjanjikan kesejahteraan bagi umat manusia melalui
Abraham, “…olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat(Kej 12:3)”.
Kitab
Kejadian dan seluruh kitab suci mendapatkan dinamikanya yang selalu mendorong
ke depan dan selalu lebih jauh lagi. Mata para pembaca selalu diarahkan ke
depan. Janji Allah kepada Abraham menjadi buktinya.Setiap kali janji Allah terpenuhi,
janji tersebut menjadi landasan pemenuhan janji berikutnya.Janji tidak berhenti
pada Ishak atau tujuh puluh keturunan Yakub yang pergi ke
Mesir.Perwujudan-perwujudan janji itu akhirnya memenuhi janji agung yang
menjanjikan bahwa keturunan Abraham sebanyak debu tanah atau bintang di langit
(Kej 13:16; 15:5).
2.3.4
Sebuah Ringkasan tentang Ajaran dalam Kitab Kejadian
ü Israel percaya bahwa JHWH/Elohim terlibat dalam
sejarah dan panggilan bangsa Israel sejak awal, mulai dari penciptaan; satu-satunya
yang menciptakan segala-galanya tanpa kebutuhan dan rintangan apapun adalah
Allah Israel.
ü Keadaan manusia laki-laki danperempuan sejak awal
dalam rahmat dan dalam persahabatn dengan Allah, kemudian jatuh dalam dosa
secara bebas sehingga mendatangkan hukuman; kehilangan rahmat, penyakit secara
rohani, kehilangan keharmonisan dalam keluarga dan kematian, kebencian,
pembunuhan dan kekacauan dalam masyarakat.
ü Janji kemenangan dari Allah, yaitu keselamatan
bertahap: Nuh, Abraham, nenek moyang Isarel.
ü kitab Kejadian benar-benar menjadi pembukaan sejarah
bagi Israel yang berlatar belakang panggilan Israel.
BAB
3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kitab kejadian bukanlah cerita
dongeng, melainkan sejarah yang benar-benar terjadi yang menyampaikan kebenaran
teologis tentang peristiwa jaman dahulu yaitu:
a.
Allah
sebagai pencipta, yaitu dikatakan bahwa semua ciptaan Allah itu baik adanya.
b.
Masalah
dosa, yaitu masalah timbul ketika manusia jatuh dalam dosa.
c.
Penghakiman
Allah atas dosa manusia, yaitu dosa menimbulkan penghakiman Allah atas manusia
d.
Anugerah
Allah yang tidak berkesudahan, yaitu walaupun demikian, Allah sangat mengasihi
manusia sehingga memberi anugerah-Nya dalam rancangan keselamatan manusia.
Dalam
kitab kejadian juga menceritakan sejarah Bapa Abraham sebagai nenek moyang
orang Israel. Bapa Abraham sebagai:
a.
Pemilihan
dan janji-janji Allah, yaitu pemanggilan Abraham oleh Allah adalah awal dari
pemenuhan janji-janji Allah kepada bangsa Israel. Janji itu semakin diperteguh
generasi lewat generasi berikutnya.
b.
Iman
dan kebenaran, yaitu ketaatan dan kepercayaan Abaraham kepada Allah menunjukkan
hubungan yang erat antara iman dan kebenaran. Kebenaran Abraham adalah
kepercayaannya (imannya) kepada janji Allah.
c.
Perjanjian,
yaitu perjanjian yang diadakan Allah kepada Abraham adalah salah satu gagasan
utama dalam Alkitab. Perjanjian itu adalah pemenuhan komitmen pada perbuatan
tertentu yang tidak terjadi secara alamiah.
3.2 Saran
Kitab
Kejadian adalah dasar pengetahuan tentang penciptaan manusia, titik awal dari
segala doktrin yang ada di Alkitab, yaitu doktrin tentang manusia, Tuhan, setan
dan penebusan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dalam membaca Alkitab sampai
dengan kitab wahyu.
DAFTAR
PUSTAKA
[1] I Suharyo, Pr. Membaca Kitab Suci Mengenal Tulisan-tulisan
Perjanjian Lama(Yogyakarta:Kanisius, 2006), hlm.28.
[2] Salvatore M. Sabato. Pentatheuk(Delitua:STP St. Bonaventura,
2007), hlm.12.
[3] I Suharyo, Pr,Loc.Cit.
[4] Yohanes Sukendar dan Yosef
Masantoron. Pengantar Kitab Suci
Perjanjian Lama(Jakarta:Bimas Kemenag RI, 2011)hlm.2.8.
[5] www.katolisitas.org/tentang
kitab pl dan kitab kejadian. Pukul 13:20 WIB.
[7] Yohanes Sukendar dan Yosef
Masantoron ,Loc.cit.
[9] Yohanes Sukendar dan Yosef
Masantoron ,Loc.cit.
[10]
Suharyo, Op. Cit., hlm. 29
[11] Yohanes Sukendar dan Yosep Masan
Toron.Op. Cit, hlm. 3.17
[12] Suharyo,
Op. Cit.,hlm.32
[13] Ibid.,hlm .34
No comments:
Post a Comment