Wednesday, May 23, 2018

Waspadailah Supaya Kamu Jangan Disesatkan, Janganlah Kamu Mengikuti Mereka Dalam Injil Lukas




Waspadailah Supaya Kamu Jangan Disesatkan,
Janganlah Kamu Mengikuti Mereka Dalam Injil Lukas

Pendahuluan
Dalam membaca Injil untuk memahami ajaran Yesus Kristus, penting juga memahami cara pandang pengarang injil. Maka perlu bagi kita mempelajari latar belakang pengarang lnjil dan dalam hal ini adalah Santo Lukas. Santo Lukas adalah seorang dokter berkebangsaan Siria, dipertobatkan menjadi Kristen ketika misionaris-misionaris pertama meninggalkan jemaat-jemaat Yerusalem dan Kaiseria untuk membawa Injil melewati batas-batas negara Yahudi. Lukas kemudian meninggalkan tanah airnya untuk menemani Rasul Paulus. Ia tiba di Roma, ibu kota dunia yang dikenal pada waktu itu, dimana ia tinggal selama sekurang-kurangnya dua tahun, disanaia bertemu dengan Petrus dan Markus yang sedang giat-giatnya berkotbah di kalangan orang Kristen di Roma. Santo Lukas bergabung dengan rombongan Paulus pertama kali di Troas pada sekitar tahun 51 dan menemaninya ke Makedonia dimana mereka melewati Samotrake, Neapolis, dan akhirnya Filipi. Santo Lukas lantas kembali merobah gaya tulisan ke orang ketiga yang agaknya menunjukkan bahwa ia tidak dimasukkan ke penjara bersama-sama dengan Santo Paulus dan bahwa ketika Paulus dibebaskan dan meninggalkan Filipi, Santo Lukas tetap tinggal disana untuk mendukung Gereja disana.
Kisah Santo Lukas setelah meninggalnya Santo Paulus tidak diketahui dengan pasti. Beberapa penulis sejarah mengatakan ia menjadi martir, sementara lainnya mengatakan ia berumur panjang. Dalam dunia seni, dia digambarkan dengan seekor lembu atau domba (karena injil karangannya dimulai degan adengan kurban persembahan di Sinagoga/Bait Suci). Lambangnya adalah seekor lembu yang bersayap. Santo Lukas adalah santo pelindung dokter dan ahli bedah. Dirayakan tiap tanggal 18 Oktober.     
“Wapadalah Supaya Kamu Jangan disesatkan, Janganlah Kamu mengikuti Mereka!”
Suatu ketika seorang teman berkata: “Menunggu adalah suatu pekerjaaan yang amat membosankan.”Ini memang tepat dan sangat manusiawi. Apalagi kalau yang ditunggu itu sesuatu yang tidak pasti. Kapan dia datang?Kapan akan Tiba? Bagaimna itu terjadi? Semua yang diajukan ini menjadi pertanyaan yang penuh misteri. Alangkah gembiranya menantikan sesuatu yang pasti, daripada untuk sesuatu yang tidak pasti. Dan memang inilah realitas harian kita.
Dalam Injil Lukas 21:5-11. Ketika beberpa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: “Apa yang kamu lihat di situ akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak diatas batu yang lain;semuanya akan diruntuhkan.” Dan murid-murid bertanya kepada Yesus katanya: “Guru, bilamanakah itu akan terjadi?” Jawabnya: “Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Jangalah kamu mengikuti mereka. Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.” Ia berkata kepada mereka: “Bangsa akan bangit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.
Dalam Yesus kali ini melalui penginjil Lukas menggaris bawahi “berjaga-jaga dalam kewaspadaan” kepada setiap pengikut-Nya. Ya ,....supaya mereka waspada akan hari dan saat kedatangan Anak Manusia, yakni Kristus sendiri. Karena waktu dan hari kedatangan-Nya yang tidak pasti, maka Yesus berkata: “Waspadalah supaya kamu jangan disesatkan.”Waspadalah memang bukan sebuah penantian yang pasif. Juga buka sesuatu yang menakutkan. Mungkin ada yang akan bertanya mengapa perlu wapada? Yesus tentu tak mau menakutkan para murid-Nya dengan pernyataan agar mereka waspada akan jatuhnya hari dan saat yang tak pasti itu. Segala bencana yang akan terjadi menjelang hari-hari itu. Sebab memang semuanya itu harus terjadi dahulu. Hal paling utama yang sebenarnya mau ditekankan disini, yaitu: Janganlah kita memisahkan diri dari atau melupakan Kristus Yesus yang telah kita imani. Yesus yang tetap sama baik 2000 tahun lalu, kini dan nanti. Karena memisahkan diri dari Kristus akan berakibat seperti kata Yesus dalam perikop injil ini: gampang mempercayai para penyesat yang datang dengan memakai nama Kristus, yang mengatakan akulah dia dan saatnya sudah dekat. Dengan kata lain Yesus sebenarnya mau mengatakan bahwa: Barang siapa yang mengenal dan bersatu dengan-Nya secara mendalam dan pribadi, yang berarti juga adalah murid-murid-Nya, tidak akan mempercayai kata-kata orang ketiga yang menyebut dirinya Kristus. Jadi relasi aku dan Kristus menjadi sangat penting disini.
Bagaimanakah relasiku sendiri dengan Yesus? Apakah aku sudah menjumpai Dia secara pribadi? Atau Dia  masih menjadi “orang lain” dalam hidpku. Mungkin sama seperti orang yang kujumpai di jalan, yang sebentar melempar senyuman padaku dan sesudahnya kulupakan sama sekali? Sekali lagi kewaspadaan tak lain adalah sebuah pertanyaan: Bagaimanakah relasiku dengan Kristus? Bagaimanakah aku melewatkan hari-hari hidupku? Bersama Dia atau tanpa Dia sama sekali? “Tinggalah pada-Ku, dan kamu akan berbuah banyak.” Dengan ini, maka berjaga-jaga bukan lagi sebuah penantian yang pasif dan membosankan, melainkan lebih pada bagaimana kita menguduskan hari dan saat-saat hidup kita dalam Kristus Yesus sendiri. Jika demikian, kedatangan-Nua tak lagi menjadi sesuatu menakutkan, melainkan justru keselamatan         
Sumber
Anselmus Meo, SVD dan Paskalis Berkhmans Keytimu, SVD, Sabda Tuhan inspirasi kita bersama St. Lukas, hal 164.   

No comments:

Post a Comment

Pendidikan dan pengajaran agama katolik

Hanya Debulah Aku Di Alas Kakimu Tuhan Cover Tiga Juhar